Kamis, 02 Mei 2019

pusaka kraton jogja


STANDARD PENILAIAN DAN PEMILIHAN PERABOT 
yogyakarta

pemilihan perabot keris, yang berupa kayu lazimnya dipilih secara hirarkis dari garap, bahan, baru kemudian keunikannya.

1. garap menjadi syarat mutlak pembuatan perabot, garap mencerminkan pembuatnya (manusia) garap yang bagus dibuat oleh manusia yang lebdha di bidangnya, dan jika merupakan karya kraton yogyakarta tentu harus bisa mencerminkan filosofi greged sawiji sengguh ora mingkuh, semua garis di buat dengan ketegasan , kesatuan dan tanpa kegagalan, bisa terlihat pada patra pada deder deder kraton yogya semuanya dalam, luwes (greged) sesuai tujuan dan jelas tujuannya membuat lengkungan dan hampir tidak putus seperti hanya dibuat dengan sekali gores(greged, sawiji, sengguh) dan berhasil, lebih baik tidak membuat garis jika tidak ada keyakinan berhasil, jika sudah yakin maka segala upaya dan usaya yang baik dilakukan dengan sepenuh hati tidak mudah tergoda dan terganggu, bahkan beberapa garis didobel i dengan garis didalam yang juga tegas, seakan niatnya, keberaniannya sudah dobel dobel kokoh(ora mingkuh). karya karyanya selalu mencerminkan karakter lugas , dibuat dengan penuh konsentrasi dan penjiwaan, dinamis optimis dan pantang mundur. karya yang berhasil menandakan izin dari tuhan YME akan niatan pembuatnya. dan tentunya pembuatnya tidak main main, lebih dari sekedar ahli, jauh lebih dari mumpuni, tidak hanya meliputi ilmu teknik tetapi juga spiritual, yang bagi masyarakat jawa tingkatan seperti ini disebut "lebda" , orang orang yang lebda di bidangnya kemudian oleh kraton dianugrahi gelar Mpu.

2. bahan, bahan mencerminkan "wahyu"/rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang berada ditempat tertentu, ada kriteria tersendiri yang membuat benda tersebut dipercaya "kewahyon" dan kriterianya tentu yang meliputi banyak hal yang rumit, tentang "kesucian" ,"perjuangan" "tekad' , yang membuat beberapa benda bisa digunakan sebagai bahan untuk Melengkapi wahyu lainnya. secara gamblang dalam perabot pusaka ada kriteria bahwa kayu harus bersih(suci) , padat (tahan cobaan dan simbol keuletan perjuangan). berkaitan dengan hal ini bahan perabot maka dipilih kayu cendana, trembalo, timaha, kayu hitam. sedangkan untuk deder adalah kayu kemuning, kayu tayuman dan kayu hitam. selebihnya tidak digunakan sebagai bahan utama, bahkan dari kayu kayu tersebut juga dipilih kepadatan, kebersihan kayu dan berbagai pertimbangan lainnya, jika kraton unsur X tentu juga dihitung, tumbuh dimana, cabang berapa, waktu ditebang apakah menjatuhi pohon lain atau tidak, dll
3. unik, unik dalam hal ini biasanya berwujud corak, corak alami (tidak melibatkan sentuhan manusia) sering diartikan sebagai perlambang dari "wahyu" yang ada pada bahan tersebut, tentunya tidak meninggalkan bahan, wahyu hanya terdapat pada sesuatu yang "suci" , baik suci secara lahiriah (kasat mata) maupun suci secara bathiniah (tidak kasat mata, walau kadang masih bisa terbaca), corak ini biasanya muncul berupa pelet pada kayu timoho, dan harus timoho, ada pertimbangan tersendiri berkaitan dengan pertimbangan no 2 (bahan), pada kayu timoho pelet yang paling baik/disukai adalah pelet kendhit. pada kayu trembalo dan cendana ada ngindhen. demikian pula pada kayu yang digunakan untuk handle(deder) terdapat beberapa motif diantaranya berut, jengker, dan nyimbar serta beberapa lainnya.

olehkarena itu pada pemilihan perabot sebaiknya tiga tiganya terpenuhi, garap bagus, tegas, luwes, presisi dan berkarakter, bahannya pun harus padat bersih dan terlihat kencang, bonusnya atau titik lebihnya adalah motif khusus yang sangat langka.
kebanyakan yang ada adalah, perabot unik tapi tidak garap, dan bahan kurang bagus,. perabot bahan baik tetapi garap kurang bagus dan tidak unik. dan perabot dengan garap bagus tetapi yang lainnya kurang, tetapi yang terakhir saya belum pernah menemui, perabot jika garapnya bagus hampir pasti bahannya bagus.

dan percayalah, kwalitas berbanding terbalik dengan kwantitas, barang bagus selalu lebih sedikit jumlahnya dibanding yang kurang bagus bahkan cenderung langka.

dilampirkan deder keris dengan garap yang bagus dan bahan yang bagus, serta coran yang sangat langka, deder dengan corak "nyimbar" , jangankan nyimbar, deder bagus dengan motif berut dan jengker saja sudah sulit ditemukan sekarang, tidak hanya sekarang, dahulupun sudah sulit, sehingga tahun 90an KRT. Hastana Negara pernah membeli deder bagus setara dengan 3x panen sawah, dan pada masa lebih lama tercatat dalam catatan pegadaian ditakar dengan emas, deder bahan A garap A setara dengan 10an gr emas dll.
semoga bermanfaat
victormh 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar