Selasa, 11 Januari 2022

persiapan sebelum melihat isi keris

PASIKUTAN ADALAH JEMBATAN ISOTERI ISI KERIS atau yang kadang disebut dengan ISOTERI pasikutan salah satu hal yang penting untuk melihat Tangguh, toya dan isoteri dari pusaka. pasikutan kadang diartikan karakter bagaimana caranya supaya bisa melihat pasikutan tanpa terganggu persepsi diri? pada dasarnya tetap pada 3 hal, 1. contoh yang benar 2. guru yang benar 3. literature yang benar dan valid. ketiga hal diatas sangat jarang bisa datang bersamaan,karena baik dipungkiri atau tidak ada “perjodohan” didalamnya. sambil menunggu itu perlu yang perlu kita siapkan adalah diri kita, dengan cara 1. berterimakasih terutama jika pemilik memperlihatkan TA beberapa pusaka yang masih hidup sering sekali disengker oleh pemiliknya sehingga akan sulit dilihat. dalam pemahaman Yogyakarta biasanya pusaka pusaka merupakan benda “masterpiece” dan mempunyai jasa atau sejarah kepada pemiliknya. mengeluarkan keris seperti itu atau bahkan sampai bisa mengambil gambarnya merupakan sebuah kesempatan yang langka. bahkan beberapa yang menghayati pusaka menganggap sebagai salah satu anugerah.rasa berterimakasih akan mematikan nafsu pengotor dalam fikiran, juga “membuka” hati kita dalam hal ini diperlukan untuk “merasakan” kehadiran pusaka dan membersihkan pandangan kita. dalam dunia perkerisan klasik jika sebilah keris atau TA dikeluarkan untuk dilihat kata katanya bukan “silahkan dilihat” tetapi silahkan “dirasakan”. 2. Sabar Sabar diperlukan dalam melihat pusaka . dari melihat pusaka tersebut ada banyak yang bisa dipelajari jika kita cukup tenang dan bersih, dipandang bahan, garap, ricikan, suasana. dinikmati dahulu dalam diam, dirasakan , jika belum paham baru kemudian berbicara. belajar sebisa mungkin dari pusaka pusaka seperti ini. pusaka seperti ini akan menghemat waktu belajar. pada dasarnya melihat pasikutan juga menuntut kejiwaan yang jernih, agar bisa melihat “bayangan” atau pasikutan yang termuat didalam TA tersebut. benda budaya yang dibuat dengan daya cipta rasa dan karsa tinggi memerlukan penerimaan yang bersih untuk bisa meterjemahkannya. 3. Sedikit bicara Salah satu yang agak menghambat adalah nafsu untuk “segera” bentuknya biasanya adalah berbicara banyak. bicara sering seringnya banyak menutup “penglihatan” nafsu akan ingin tahu ini sering menutup hal lain yang bisa kita pelajari, seperti saking inginnya makan enak kemudian kita terlalu banyak menambahkan bumbu , sehingga kadang rasa “asli” daging tersebut. terlalu banyak mengkoreksi kekurangan dan kelebihan dan proses dalam makanan tersebut juga sering membuat lupa “kenikmatan” makanan tersebut. oleh karena itu penting untuk sedikit bicara dan biarkan pengetahuan itu mengalir mendatangi kita tanpa terhambat oleh nafsu kita. demikianlah beberapa langkah yang mungkin bisa di lakukan untuk bisa melihat pasikutan, setelah terlihat semoga terbuka beberapa pintu penglihatan, sehingga apa yang dapat kita lihat bisa terlihat dan tidak tertutupi. dengan demikian kita tidak perlu lagi takut “tertembak” ,ketipu, salah memahari, salah menilai dalam hal tosan aji dan kehidupan. setiap TA yang ada di depan kita maupun mungkin blm dating akan “terbaca” . baru setelah hal pasikuta tersebut mungkin baru kita bisa memasuki yang dinamakan dengan “isoteri” . perlu untuk diketahui dhapur dan pamor adalah “sampul” dari pusaka, untuk membaca dalamnya apakah sesuai dengan judul atau tidak, ya memang harus belajar membaca, karena isinya dituliskan oleh Mpu yang memang sudah lebdha maka untuk membacanya kita juga memantaskan diri setidaknya walaupun belum sama lebdha untuk membacanya secara gambling namun cukup bersih untuk memahaminya. di lingkungan klasik kadang ada kata “ndelok ning ora weruh” semoga kita bisa terhindarkan dari situasi tersebut Tidak perlu terburu buru dalam belajar pusaka, terburu buru ya dikejar siapa Jangan mnunda nunda belajar pusaka, menunda nunda ya menunggu siapa Biarkan mengalir victor mh 2021, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar