Jumat, 08 November 2024

 MENANGGUH KERIS HAMENGKUBUWANA I

"mengutamakan penjiwaan daripada bentuk" sebelum mambaca ini lebih baik membuka link ini dahulu supaya nanti mudah memahami saya ingatkan kembali tidak perlu terburu buru menangguh, dibaca diresapi dan dirasakan. untuk memenuhi janji saya beberapa waktu lalu, mungkin malah beberapa tahun lalu tulisan ini merupakan petikan dari tulisan yang belum selesai , masih ada beberapa bagian yang mungkin nanti disusulakn,bagian penting di ganja dst mungkin juga tidak wkwkw..masih terlalu panjang untuk selesai. dan tulisan ini tulisan sederhana yang semoga bisa membantu Bagaimana metode nya sampai bisa merumuskan kemungkinan ciri Tangguh HB 1Tetntynya diawali dengan menghayati sinuwun Mangkubumi, dan memanjatkan doa untuk beliau, karena tanpa kerja keras beliau mungkin yogyakarta dan kita tidak seperti sekarang.
1. Mempelajari dasar dasar keris
2. Menetukan sample yang valid, karena yg hendak dibahas adalah keris karaton tentu samplenya harus dari karaton. Beberapa sudah didata tetapi digunakan sebagai data pribadi karena palilah dari beliau para pemilik.
3. Menulis dan mencatat berbagai sumber baik tertulis atau tidak dari sumber karaton.
4. Mempelajari dan melihat keris kraton yogyakarta .
5. Melihat dan mempelajari keris diluar karaton.
6. Mengidentifikasi keris didalam dan diluar karaton
5. Melihat, mempelajari dan mengidentifikasi keris karaton yogyakarta untuk menentukan karakter keris yogyakarta.
6. Melihat keris karaton dari masa HB I hingga HB VIII
7. Menetukan karakter/ciri setiap tangguh
8. Menyimpulkan

Karena banyak faktor dan panjangnya proses, maka nanti sedikit saya share. Atau
Nanti jika ada kesempatan saya coba bagikan beberapa tentang keris HB I, penagguhan dan beberapa konsepnya yang semoga ada manfaatnya bagi rekan rekan penghayat sinuwun Mangkubumi.

Ini bukan sebuah keharusan untuk percaya atau tidak. Cukup menjadi perenungan bagi yang berfikir.

Dalami ilmunya, ambil pelajarannya tapi jangan umbar nafsu. Keris pada dasarnya pelajaran tentang pengendalian diri dan ketuhananTangguh Hamengku Buwono I yang bila dicermati merupakan kombinasi dari beberapa tanggguh, Yaitu: 1. Nangguh pajajaran, kerisnya lebar dan blumbangannya dalam, bilah pipih. 2. Nagguh tuban, sor-soran diatas ganja kurang lebih tiga nyari 3. Nangguh majapahit, uletan pamor, dan bentuk dari kudup hingga ke wadidang 4. Nangguh mataram, ganja membat, sirah cecak agak tumpul, kepet buntut urang. Dari sejumlah karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, dapat dilihat bahwa memiliki ciri-ciri besi sebagai berikut, besinya kenceng, madhet, garing, dan pulen, ekesan besinya nyabak, pamornya mlumah tajam. Terbuat dari bahan terpilih dan proses penggarapan / pembuatan yang proporsional. Pasikutan wingit, wibowo, sentoso, lantip ing panggrahita. Karya Sri Sultan Hamengku Buwono I bila dalam pewayangan adalah sri kresna, Satriya Pinandhita. Abdi Dalem Empu yang sangat terkenal pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah Ki Lurah Empu Supajaya Beberapa sample yang diambil berupa koleksi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan keluarga, baik yang boleh difoto maupun yang tidak boleh difoto, dalam hal ini yang difoto adalah Kyahi baruna(lurus) dan Kyahi Pinuji (luk 9) dan beberapa keris yang paling mendekati dengan ciri beberapa sample yang didapat. berdasarkan kesimpulan penulis Secara teknis dan supaya lebih jelas dan sederhana bisa diperkirakan dari beberapa hal:
1. yang paling pertama diamati adalah siluet, Siluet 2 sebelah kanan adalah yasan dalem dan masih utuh, 2 sebelah kiri adalah keris tangguh HB I dan sudah berkurang keutuhannya terlihat kemiripan antara keris no 1 dan 3 serta no 2 dan 4
2. Bentuk sorsoran
Secara umum terlihat pada bentuk wadidang, gandik, posisi pesi blumbangan dan ricikan sorsoran pendukung lainnya, Bentuk wadidang ini khas dan hampir tidak banyak perubahan pada keris keris Yogyakarta selanjutnya. Bentuk wadidang yang landai seperti halnya keris mataram dan keris majapahit.
Gandhik dhemeas agak miring seperti keris keris majapahit, tidak pendek seperti PB .
Blumbangan terkesan dalam dan agak lebar, seperti ditekan menggunakan jempol, yasan dalem biasanya blumbangannya dalam dan lebar sehingga lebih menonjol daripada keris keris tangguh lain.
Posisi pesi cenderung ada ditengah karena luasnya blumbangan dan panjangnya wadidang.
Ganja nyebit rontal, agak melengkung dhemes, sirah cecak cenderung lancip dan buntut urang papak, beberpa aus sehingga sirah cecak terkesan agak melengkung/ tumpul buntut urang juga karena usia kadang ditemui sudah agak merinciong. Pembuatan ganja sangat mirip dengan majapahit. Karena kesan ganjanya atletis jiga dibandingkan keris yasan HB VII sering diasumsikan sebagai sirah cecaknya tumpul

3. Besi
Besi yang ditampilkan nyabak alus bahkan Kyahi Pinudji beberapa bagian ngglali. Beberapa ditemukan dengan kondisi bilah kurang terawatt tetapi tetap bisa dilihat besinya nyabak halus.
4. Pamor dan cara pembuatan
Penerapan pamor biasanya tidak “byor” terkesan lebih kalem dan mandhes, baja seperti dikalungkan di sekitar saton pamor, teknik V terbalik seperti ini kadang ditemukan dalam keris keris majapahit, demak, pajang dan mataran senapaten. Karena usia beberapa keris kemudian terlihat sambungan kalung nya. walau terdapat 1 atau 2 bilah keris yang menggunakan teknik biasa teknik dengan kalung baja ini yang lebih banyak ditemui