Bahan "Bekas" dan Pusaka.
Kyahi Jimat dan KK Pakumpulan
Penggunaan benda bekas untuk bahan keris sebenarnya bukan hal baru lagi, tetapi pada masa lalu biasanya benda bekasnya juga dipilih benda benda yg khusus. Diantara ada paku, pecahan meriam, pecahan peluru meriam, laras senapan dst. Benda benda tersebut dipilih dengan banyak pertimbangan, kebanyakan karena kemudian dipusakakn mungkin salah satunya yg utama pertimbangan isoteris, benda nya dipilih yang terhormat biasanya paku, paku pada saat itu suatu hal yang tidak sebanyak sekarang. Benda benda disekitar masjid dipercaya telah mendengar dan merekam lantunan serta menyerap Hawa Murni(HM) dari masjid tersebut sehingga dianggap lebih baik dari paku paku lain, tempatnya tinggi tidak terinjak injak manusia dan hampir tidak terkena kotoran hewan. Banyak kesempatan ngobrol dengan sesepuh yang menyatakan "benda merekam sekitarnya" .
Sebuah pertimbangan yg mungkin berbeda dengan saat ini yang lebih mementingkan faktor seni, jadi yg diambil ya bekas penutup got yang sering terinjak, beberapa juga knalpot dst, yang secara tampilan memang bisa menghasilkan tampilan baik walau dalam "kahidupan sebelumnya" tidak terlalu terhormat. Ya wolak waliking jaman, keperluan keris saat dulu dan sekarang mungkin memang sudah berbeda. Apakah hal itu salah? Ya biar besok anak cucu kita yang menilai.
Terlampir 2 bilah pusaka,
Sebelah kiri adalah keris "kyahi Jimat" berperabot yogyakarta, warangka gayaman cendana wangi, pendgok slorok kemalo abrit dengan slorok gading, deder tayuman mendhak widheng, dhapur brojol. Terbuat dari paku bangsal Siti Hinggil dibuat pada masa Sultan HB VIII . Keris ini beberapakali ditampilkan di pameran yogyakarta, mungkin sudah familiar hanya sejarah dibaliknya yang belum.
Sebalah kanan gambar dari majalah "kanjeng kyahi Pakumpulan" berperabot gaya surakarta. Konon dibuat pada masa PB VI dari masjid masjid yang ditentukan, informasi tentang keris ini sudah banyak ada sehingga dibaca
Paling bawah adalah paku dari gedhong Sasono Hinggil Dwi Abad Karaton Yogyakarta yang beberapa waktu lalu diperbaiki, tidak seperti paku lainnya yang cenderung kecil, paku ini panjangnya 60an cm dan seperti terbuat dari besi lipat seperti terlihat di gambar makro sebelahnya, ingin meneladani para leluhur membuat pusaka dari paki, kok mau bikin blm smpat mencari mpu yang tepat heheh.
Jika ingain membuat pusaka dari bahan yg habis digunakan, paku lama adalah salah satu bahan yang ideal.
1. Mencontoh leluhur.
2. Tempatnya biasanya tinggi dan tidak terinjak injak.
3. Jika dipilih dari trmpat sakral bisa saja membawa energi sakral dari tempat tersebut
4. Kadar bajanya biasanya lumayan baik daripada besi besi yg lain. Beberapa rekan eropa bahkan membuat wootz steel dari paku paku.
5. Jika diolah dengan benar tampilannya baik
Tentunya tulisan ini tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhny salah,semoga bisa kita pahami dan renungkan serta ambil manfaatnya.karena masalah pusaka sering tidak pada benar atau salah tapi pada hati nurani.
Jika ada salah salah mohon dibetulkan. Maturnuwun🙏