Rabu, 14 Desember 2016




 keris sewidakan
merupakan keris yang dibuat pada era HB VIII berdapur jalak ngore, berpamor ngulit semangka
menggunakan rangka branggah dengan pradha emas dan dilukis lungka, pendhoknya rinajawerdhi deder tayuman

















Senin, 24 Oktober 2016

keris pakualaman

Kadipaten Pakualaman atau Negeri Pakualaman atau Praja Pakualaman didirikan pada tanggal 17 Maret 1813, ketika Pangeran Notokusumo, putra dari Sultan Hamengku Buwono I dengan Selir Srenggorowati dinobatkan oleh Gubernur-Jenderal Sir Thomas Raffles (Gubernur Jendral Britania Raya yang memerintah saat itu) sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati  Paku Alam I. Pakualaman bukan sebuah Kerajaan melainkan sebuah Kadipaten.

Keris keris pakualaman terkenal dengan perawakan yang Bhirawa (dibanding keris Yogya) , tegak dan agak kaku, pamornya terkesan kurang "byor" karena kesulitan mendapatkan pamor, bahan pamor didapat beberapa membeli dari Kraton solo, beberapa membeli Nikel dari luar negeri. Mpu pakualaman yang paling terkenal adalah Mpu Karyodikromo, dikenal karena proses pembuatan kerisnya didokumentasikan oleh Dr. Isaac Gronemon seorang dokter ber kebangsaan jerman, pada tahun 1910. karya Karyodikromo dikenal khas denga bilah lebar dan tebal, tikelalis tidak nerjang gandhik , sekar kacang bhirawa, greneng mencuat keluar dan perawakan keris kaku serta wadidang yang mlorot.

keris keris pakualaman sebelum Karyodikromo tidak banyak diketahui karena tidak terdokumentasikan dan jarang dikenal, pada zaman dahulu yang paling terkenal adalah keris tangguh Hamengku Buwana dan Paku Buwana, yang merupakan "kerajaan". demiakian pula Cakrik Perabot pakualaman tidak mempunyai gagrag yang ajeg, setiap zaman berubah ubah, sehingga sering sulit dikenali, dalam upacara upacara resmu, pemakaian keris juga  adakalanya menggunakan perabot yogya, adakalanya menggunakan perabot solo, namun yang paling dikenal dan diklaim sebagai gaya pakualaman oleh para penggemar keris saat ini ada lah campuran jogja dan solo, gayaman menggunakan sudut diatas, deder seperti jogja tetapi perut nglingir dan tidak menggunakan cithak, yang paling dikenal adalah ciri pendhok yang dalam nyokot sampai ke badan warangka.

Victor MH


ilustrasi
keris pakualaman dengan pamor meteor prambanan


Selasa, 11 Oktober 2016

Lempar Pisau Jogja
Jogja Flying Metal
2 instruktur JFM yang sudah bersertifikat nasional
1. Ronny K.S
2. Victor MH, S. Pd

Selasa, 23 Agustus 2016

liputan JFM oleh  FIAT TV

Yolandra Kusuma Bayu
pelempar pisau no spin terkuat di indonesia saat ini
salah satu pelatih lempar pisau jogjakarta yang  juga merupakan juara 1 nasional lempar pisau kelas intermediate


pisau komando
pisau lempar komando
pisau komando (FS dagger) merupakan cikal bakal ketertarikan saya di dunia lempar pisau, bagaimana dengan anda?


lempar pisau militer

JFM bekerjasama dengan Y403 dalam lempar pisau, terlihat ketua JFMmenyerahkan kenang kenangan pisau lempar kepada danyon 403 Kol. Agus

standard pisau lempar untuk kompetisi

Sesepuh Lempar Pisau di Yogyakarta

3 orang pelempar pelempar pisau terdahulu diantaranya

1. Ronny KS yang juga menjabat ketua JFM periode 2012-2015
2. Aan Bokken yang merupakan ketua Indonesian Blades Chapter JFM dan merupakan maker terbaik pisau lempar saat ini
3. Sonny B. Karsono yang merupakan fotografer handal dan pendekar pedang jepang


JFM memenangkan Kompetisi Lempar Pisau Nasional ke 2 kelas Intermediate

3 bilah pisau lempar model lama yang dahulu dipakai oleh KOPASSUS dalam berlatih lempar pisau
berhasil dibawa pulang oleh JFM pada kompetisi lempar pisau nasional ke 2 tahun 2014, kompetisi kelas intermediet dimenangkan oleh seorang atlet yang juga merupakan instruktur lempar pisau JFM yaitu Yolandra "two face"Kusuma Bayu.

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh JFM lempar pisau jogja
diantaranya bekerjasama melatih di Yonif 403 , bekerjasama dengan MENWA UPN dalam penyelenggaraan gathering nasional MENWA dan perlombaan rutin

pelatih nasional lempar pisau yang dimiliki oleh JFM
1. Ronny Ks
2. Victor MH S.Pd

Kamis, 14 Juli 2016

KERIS HAMENGKU BUWANA VII YOGYAKARTA



KERIS TANGGUH HAMENGKU BUWONO  VII
Kepiawaian Sri Sultan Hamengku Buwono VII membawa Kraton Yogyakarta  serba kecukupan, maka sri Sultah Hamengku Buwana VII sering dijuluki sebagai ratu pinter, ratu sugih, ratu mulya, sinuyudan kadang sentana saha kawula. Figure raja yang ideal, raja yang paripurna, yang maknanya semua tahap kehidupan bias dilalui dengan baik, semenjak menjadi bekel jajar, hingga jadi raja, kemudian pinandhita sampai beliau mangkat.
Pasikutan keris karya Sri Sultan Hamengku Buwono VII sangatlah lengkap dan menarik, yaitu abandha-abandhu, mukti, wibowo, rahayu, slamet,. Bila diibaratkan tokoh pewayangan adalah Bima. Sehingga keris karya Sri Sultan Hamengku Buwana VII banyak diminati oleh para penggemar tosan aji, karena ingin napak tilas sugeng dalem sang adinata.
Keris krya Sri Sultan Hamengku buwono VII  merupakan kombinasi dari beberapa tangguh
1.      Nangguh Tuban, yaitu bagian sor-soran, ketebalan, dan lebarnya bilah
2.      Nangguh Mataram, yaitu bagian wadidang dan ganja membat
3.      Nangguh HB I, yaitu blegernya serba nglawehi, tanpa meninggalkan aspek keserasian, keselarasan, dan keseimbangan(proporsional)
Besi sangat bagus, besinya pulen, kencang, klasifikasi besi termasuk nyabak, sedangkan pamornya sangat variatif, ada yang mlumah ada yang miring, bahannya dari meteor prambanan yang jatuh pada akhir abad ke 18.
Abdi dalem Empu yang Terkenal pada saat itu adalah Ki Lurah Empu Supadahana, Ki Lurah Mpu Pawiradahana

Victor MH, 2016
Dikutip dari makalah pametri wiji 10 oktober tahun 2009
Foto. Keris Kyahi Wisadahana (gambar berkemalo merah) dan keris koleksi museum SONOBUDOYO Yogyakarta yang satu jenis dan satu era (Hibah dari Kraton Yogyakarta)
Tangguh Hamengku Buwana VII




KERIS HAMENGKU BUWANA VII YOGYAKARTA



KERIS TANGGUH HAMENGKU BUWONO  VII
Kepiawaian Sri Sultan Hamengku Buwono VII membawa Kraton Yogyakarta  serba kecukupan, maka sri Sultah Hamengku Buwana VII sering dijuluki sebagai ratu pinter, ratu sugih, ratu mulya, sinuyudan kadang sentana saha kawula. Figure raja yang ideal, raja yang paripurna, yang maknanya semua tahap kehidupan bias dilalui dengan baik, semenjak menjadi bekel jajar, hingga jadi raja, kemudian pinandhita sampai beliau mangkat.
Pasikutan keris karya Sri Sultan Hamengku Buwono VII sangatlah lengkap dan menarik, yaitu abandha-abandhu, mukti, wibowo, rahayu, slamet,. Bila diibaratkan tokoh pewayangan adalah Bima. Sehingga keris karya Sri Sultan Hamengku Buwana VII banyak diminati oleh para penggemar tosan aji, karena ingin napak tilas sugeng dalem sang adinata.
Keris krya Sri Sultan Hamengku buwono VII  merupakan kombinasi dari beberapa tangguh
1.      Nangguh Tuban, yaitu bagian sor-soran, ketebalan, dan lebarnya bilah
2.      Nangguh Mataram, yaitu bagian wadidang dan ganja membat
3.      Nangguh HB I, yaitu blegernya serba nglawehi, tanpa meninggalkan aspek keserasian, keselarasan, dan keseimbangan(proporsional)
Besi sangat bagus, besinya pulen, kencang, klasifikasi besi termasuk nyabak, sedangkan pamornya sangat variatif, ada yang mlumah ada yang miring, bahannya dari meteor prambanan yang jatuh pada akhir abad ke 18.
Abdi dalem Empu yang Terkenal pada saat itu adalah Ki Lurah Empu Supadahana, Ki Lurah Mpu Pawiradahana

Victor MH, 2016
Dikutip dari makalah pametri wiji 10 oktober tahun 2009
Foto. Keris Kyahi Wisadahana (gambar berkemalo merah) dan keris koleksi museum SONOBUDOYO Yogyakarta yang satu jenis dan satu era (Hibah dari Kraton Yogyakarta)
Tangguh Hamengku Buwana VII