Kamis, 14 Juli 2016

KERIS HAMENGKU BUWANA VII YOGYAKARTA



KERIS TANGGUH HAMENGKU BUWONO  VII
Kepiawaian Sri Sultan Hamengku Buwono VII membawa Kraton Yogyakarta  serba kecukupan, maka sri Sultah Hamengku Buwana VII sering dijuluki sebagai ratu pinter, ratu sugih, ratu mulya, sinuyudan kadang sentana saha kawula. Figure raja yang ideal, raja yang paripurna, yang maknanya semua tahap kehidupan bias dilalui dengan baik, semenjak menjadi bekel jajar, hingga jadi raja, kemudian pinandhita sampai beliau mangkat.
Pasikutan keris karya Sri Sultan Hamengku Buwono VII sangatlah lengkap dan menarik, yaitu abandha-abandhu, mukti, wibowo, rahayu, slamet,. Bila diibaratkan tokoh pewayangan adalah Bima. Sehingga keris karya Sri Sultan Hamengku Buwana VII banyak diminati oleh para penggemar tosan aji, karena ingin napak tilas sugeng dalem sang adinata.
Keris krya Sri Sultan Hamengku buwono VII  merupakan kombinasi dari beberapa tangguh
1.      Nangguh Tuban, yaitu bagian sor-soran, ketebalan, dan lebarnya bilah
2.      Nangguh Mataram, yaitu bagian wadidang dan ganja membat
3.      Nangguh HB I, yaitu blegernya serba nglawehi, tanpa meninggalkan aspek keserasian, keselarasan, dan keseimbangan(proporsional)
Besi sangat bagus, besinya pulen, kencang, klasifikasi besi termasuk nyabak, sedangkan pamornya sangat variatif, ada yang mlumah ada yang miring, bahannya dari meteor prambanan yang jatuh pada akhir abad ke 18.
Abdi dalem Empu yang Terkenal pada saat itu adalah Ki Lurah Empu Supadahana, Ki Lurah Mpu Pawiradahana

Victor MH, 2016
Dikutip dari makalah pametri wiji 10 oktober tahun 2009
Foto. Keris Kyahi Wisadahana (gambar berkemalo merah) dan keris koleksi museum SONOBUDOYO Yogyakarta yang satu jenis dan satu era (Hibah dari Kraton Yogyakarta)
Tangguh Hamengku Buwana VII




KERIS HAMENGKU BUWANA VII YOGYAKARTA



KERIS TANGGUH HAMENGKU BUWONO  VII
Kepiawaian Sri Sultan Hamengku Buwono VII membawa Kraton Yogyakarta  serba kecukupan, maka sri Sultah Hamengku Buwana VII sering dijuluki sebagai ratu pinter, ratu sugih, ratu mulya, sinuyudan kadang sentana saha kawula. Figure raja yang ideal, raja yang paripurna, yang maknanya semua tahap kehidupan bias dilalui dengan baik, semenjak menjadi bekel jajar, hingga jadi raja, kemudian pinandhita sampai beliau mangkat.
Pasikutan keris karya Sri Sultan Hamengku Buwono VII sangatlah lengkap dan menarik, yaitu abandha-abandhu, mukti, wibowo, rahayu, slamet,. Bila diibaratkan tokoh pewayangan adalah Bima. Sehingga keris karya Sri Sultan Hamengku Buwana VII banyak diminati oleh para penggemar tosan aji, karena ingin napak tilas sugeng dalem sang adinata.
Keris krya Sri Sultan Hamengku buwono VII  merupakan kombinasi dari beberapa tangguh
1.      Nangguh Tuban, yaitu bagian sor-soran, ketebalan, dan lebarnya bilah
2.      Nangguh Mataram, yaitu bagian wadidang dan ganja membat
3.      Nangguh HB I, yaitu blegernya serba nglawehi, tanpa meninggalkan aspek keserasian, keselarasan, dan keseimbangan(proporsional)
Besi sangat bagus, besinya pulen, kencang, klasifikasi besi termasuk nyabak, sedangkan pamornya sangat variatif, ada yang mlumah ada yang miring, bahannya dari meteor prambanan yang jatuh pada akhir abad ke 18.
Abdi dalem Empu yang Terkenal pada saat itu adalah Ki Lurah Empu Supadahana, Ki Lurah Mpu Pawiradahana

Victor MH, 2016
Dikutip dari makalah pametri wiji 10 oktober tahun 2009
Foto. Keris Kyahi Wisadahana (gambar berkemalo merah) dan keris koleksi museum SONOBUDOYO Yogyakarta yang satu jenis dan satu era (Hibah dari Kraton Yogyakarta)
Tangguh Hamengku Buwana VII