Rabu, 20 Juni 2018

Kabupaten Temanggung

Temanggung 




beliau merupakan Putra dari kyai Ngabehi Soemowerdojo (Patih Semarang) dan Puteri Kyai Mertonegoro II Ngabei Gemulak 
Istri beliau adalah GRAy Soemodilogo
Putra Beliau adalah R Dmg Martolojo .; RT Soerodilogo .; RTAA Holland Soemodilogo; R Praptodilogo .; R Soemowardojo (Kolektur Prapak) . dan 2 orang lagi

Gelar Raden Tumenggung (RT) Aryo Soemodilogo dan kamulyan sebagai Bupati Menoreh, secara sadar ia bayar dengan kerelaannya berperang melawan Pangeran Diponegoro. Soemodilogo bahkan belum pula sempat menjalankan tugas sebagai bupati, karena Perang Jawa itu keburu meletus.

Tumenggung Soemodilogo pun jadi salah satu komandan pasukan “sekutu”, yang terdiri dari serdadu Belanda, Legiun Mangkunegaran, prajurit Kasunanan Solo, dan sejumlah bupati prokumpeni lainnya. ‘’Batalyon’’ Soemodilogo berkedudukan di Parakan. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Dalam satu pertempuran, pasukannya hancur lebur diterjang prajurit Diponegoro. RT Soemodilogo tewas (Sutherhand, 1974, Cornell University).

Cerita yang beredar di kalangan masyarakat Temanggung menuturkan, bahwa sebagai bukti keberhasil operasinya, laskar Diponegoro mengambil mustaka (kepala) sang bupati dan memperlihatkannya ke hadapan sang Pangeran Heru Cokro di markas komandonya, Selarong. Maka, hingga kini anak cucu mendiang, yang tergabung dalam paguyuban trah Soemodilagan, biasa nyekar pepundennya itu di dua tempat : di Parakan dan Selarong.

Pembesar yang menjadi korban panasnya Perang Jawa bukan hanya Aryo Soemodilogo. Tumenggung Danuningrat I, Bupati Magelang, menurut Sutherhand, mengalami nasib serupa. Bahkan, pasukan Belanda yang dipimpin veteran Perang Napoleon Jenderal Van Green, pun lumat diterjang laskar Diponegoro.

Sebagaimana bupati lain yang diangkat oleh Gubernur Jenderal Phillip Van der Capellen (1816-1826), Soemodilogo juga berasal dari keluarga penguasa yang dulunya menjadi bawahan Mataram. Ia adalah putera Raden Soemowerdojo, Patih Semarang. Sedangkan kakeknya adalah Bupati Semarang Raden Tumenggung Soemohadimenggolo.

Tradisi Van der Capellen itu berlanjut hingga 1850-an, untuk bupati-bupati pesisir Utara misalnya, umumnya diambil dari keluarga Bupati Semarang, Demak, Jepara, atau Pati. Untuk wilayah Jawa Tengah bagian Barat, yang dipromosikan kerabat Bupati Banyumas Yudonegoro. Keluarga Kolopaking dan Arumbinang untuk wilayah Begalen. Begitu pula yang terjadi di Jawa Timur.

Namun, dalam daftar resmi bupati Temanggung, nama RT Aryo Soemodilogo justru tidak tercantum. Yang tercatat sebagai Bupati Temanggung pertama adalah RT Joyo Negoro (1834-1848). Hal ini terjadi karena sebelumnya Kabupaten Temanggung itu disebut Kabupaten Menoreh yang pusat pemerintahannya di Parakan. Tapi, kabupaten Manoreh itu tak berumur panjang, karena hanya sementara. Namanya kemudian diganti Kabupaten Temanggung, dan ibukotanya pun di Temanggung.

Masjid Jami’ dan alun-alun adalah bukti kelahiran kabupaten Temanggung. Sayang, dalem kabupatennya sendiri yang asli telah terbakar sebagai akibat dari taktik bumi hangus dalam revolusi kemerdekaan.

Meski Tumenggung Aryo Soemodilogo tidak sempat menjalankan misi pemerintahan di Menoreh/Temanggung, pemerintah kolonial tak melupakan pengorbanannya. Terbukti setelah RT Djojo Negoro lengser 1848, diangkatlah putera Soemodilogo menjadi bupati Temanggung. Ia menjadi Radem Tumenggung Soemodilogo II.

Atas persetujuan Batavia, Soemodilogo II boleh memakai kata Holland sebagai nama depannya. Jadilah dia RT Holland Soemodilogo yang menjabat bupati selama 30 tahun. Sebelum pensiun, ia naik pangkat dengar gelar Kanjeng Raden Adipati.

Keluarga Soemodilogo masih mendapat kepercayaan sekali lagi memimpin Temanggung melalui RT Holland Soemodirdjo, putera Soemodilogo II. Tidak jelas mengapa ia hanya menjabat selama 4 tahun (1878-1882). Ia digantikan RT Tjokro Atmodjo (1882-1906) dan kemudian RM Adipati Tjokro Adikoesoemo (1906-1023), salah seorang bupati yang progresif untuk ukuran zamannya. Ayah dari mantan Gubernur DKI (alm) Tjokro Pranolo itu termasuk segelintir bupati yang mendukung gerakan Boedi Oetomo.

Dengan tiga nama yang pernah menjadi penguasa di Temanggung, tak heran bila nama nama Soemodilogo melegenda di lembah Sumbing-Sindoro, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

diambil dari tulisan , Putut Trihusodo dll.
























Kamis, 14 Juni 2018



KERIS PUSAKA YOGYAKARTA
Sebilah keris pusaka setidaknya terdiri dari 3 aspek yaitu, indah, kuat dan bertuah. kalau bertuah saja namanya "jimat", kalau bagus dan indah saja namanya "perhiasan" kalau hanya fungsional dan kuat saja namanya "senjata" . Yang dimaksud senjata pusaka adalah ketiga tiganya, kuat dan fungsional, indah dilihat dan bertuah. Ketiga kriteria inilah yang dipakai untuk pemilihan minimal pusaka di kraton , pemilihnya pun tentunya sudah "lebda" pada 3 hal tersebut. 

Gambar diatas merupakan sebilah keris pusaka yang bernam,a "Kyahi Rebutsih" berdapur Jalak Tilamsari , keris berdapur jalak tilamsari dipercaya mempunyai khasiat untuk "ketentraman dan daya tarik" , siapa yang memiliki keris pusaka Jalak tilamsari maka doa sang Mpu hidupnya akan tentram, segala kebutuhannya tercukupi dan dicintai oleh semua orang. keris ini juga berpamor wos wutah yaitu pamor yang dipercaya berkhasiat mendatangkan rejeki bagi pemiliknya . keris ini mempunyai material besi dan pamor bagus yang merupakan besi dan pamor pilihan sentana sentana dalem kraton yogyakarta. keris ini bertangguh HB V Riyakusuman, Karya KRT Riyakusuma dikenal berkualitas baik dan mempunyai karakter kuat, ciri khasnya adalah "nangguh majapahit" dengan perawakan Keris Umumnya HB V dan besinya sekualitas besi pusaka majapahit.

Selasa, 12 Juni 2018

buka Bersama IB chapter Jogja dan IB chapter JFM

 materi self defense oleh Bp. sonny handoko
 tamu dari solo, om Yosef Balga
 Raffly MD, mas angger om Yudhi dll
 mas eko MC
 mbah Aan Bokken stress
 Tamu tamu dari luar jogja yang mendapatkan door price
 beberapa bilah yang dibawa dalam buka bersama

 wajah wajah bahagia


 patch libre, patch IB patch IB chapter Jogja
 Foto bersama setelah selesai
permainan golok Panjang oleh Victor MH
suasana sebelum foto bersama