Jumat, 24 Januari 2025

Kk pakumpulan dan kyahi jimat

Bahan "Bekas" dan Pusaka.

Kyahi Jimat dan KK Pakumpulan


Penggunaan benda bekas untuk bahan keris sebenarnya bukan hal baru lagi, tetapi pada masa lalu biasanya benda bekasnya juga dipilih benda benda yg khusus. Diantara ada paku, pecahan meriam, pecahan peluru meriam, laras senapan dst. Benda benda tersebut dipilih dengan banyak pertimbangan, kebanyakan karena kemudian dipusakakn mungkin salah satunya yg utama pertimbangan isoteris, benda nya dipilih yang terhormat biasanya paku, paku pada saat itu suatu hal yang tidak sebanyak sekarang. Benda benda disekitar masjid dipercaya telah mendengar dan merekam lantunan serta menyerap Hawa Murni(HM) dari masjid tersebut sehingga dianggap lebih baik dari paku paku lain, tempatnya tinggi tidak terinjak injak manusia dan hampir tidak terkena kotoran hewan. Banyak kesempatan ngobrol dengan sesepuh yang menyatakan "benda merekam sekitarnya" . 

Sebuah pertimbangan yg mungkin berbeda dengan saat ini yang lebih mementingkan faktor seni, jadi yg diambil ya bekas penutup got yang sering terinjak, beberapa juga knalpot dst, yang secara tampilan memang bisa menghasilkan tampilan baik walau dalam "kahidupan sebelumnya" tidak terlalu terhormat. Ya wolak waliking jaman, keperluan keris saat dulu dan sekarang mungkin memang sudah berbeda. Apakah hal itu salah? Ya biar besok anak cucu kita yang menilai.


Terlampir 2 bilah pusaka, 

Sebelah kiri adalah keris "kyahi Jimat" berperabot yogyakarta, warangka gayaman cendana wangi, pendgok slorok kemalo abrit dengan slorok gading, deder tayuman mendhak widheng, dhapur brojol. Terbuat dari paku bangsal Siti Hinggil dibuat pada masa Sultan HB VIII . Keris ini beberapakali ditampilkan di pameran yogyakarta, mungkin sudah familiar hanya sejarah dibaliknya yang belum.

Sebalah kanan gambar dari majalah "kanjeng kyahi Pakumpulan" berperabot gaya surakarta. Konon dibuat pada masa PB VI dari masjid masjid yang ditentukan, informasi tentang keris ini sudah banyak ada sehingga dibaca

Paling bawah adalah paku dari gedhong Sasono Hinggil Dwi Abad Karaton Yogyakarta yang beberapa waktu lalu diperbaiki, tidak seperti paku lainnya yang cenderung kecil, paku ini panjangnya 60an cm dan seperti terbuat dari besi lipat seperti terlihat di gambar makro sebelahnya, ingin meneladani para leluhur membuat pusaka dari paki, kok mau bikin blm smpat mencari mpu yang tepat heheh.


Jika ingain membuat pusaka dari bahan yg habis digunakan, paku lama adalah salah satu bahan yang ideal.

1. Mencontoh leluhur.

2. Tempatnya biasanya tinggi dan tidak terinjak injak.

3. Jika dipilih dari trmpat sakral bisa saja membawa energi sakral dari tempat tersebut

4. Kadar bajanya biasanya lumayan baik daripada besi besi yg lain. Beberapa rekan eropa bahkan membuat wootz steel dari paku paku.

5. Jika diolah dengan benar tampilannya baik


Tentunya tulisan ini tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhny salah,semoga bisa kita pahami dan renungkan serta ambil manfaatnya.karena masalah pusaka sering tidak pada benar atau salah tapi pada hati nurani.

Jika ada salah salah mohon dibetulkan. Maturnuwun🙏



Jumat, 08 November 2024

 MENANGGUH KERIS HAMENGKUBUWANA I

"mengutamakan penjiwaan daripada bentuk" sebelum mambaca ini lebih baik membuka link ini dahulu supaya nanti mudah memahami saya ingatkan kembali tidak perlu terburu buru menangguh, dibaca diresapi dan dirasakan. untuk memenuhi janji saya beberapa waktu lalu, mungkin malah beberapa tahun lalu tulisan ini merupakan petikan dari tulisan yang belum selesai , masih ada beberapa bagian yang mungkin nanti disusulakn,bagian penting di ganja dst mungkin juga tidak wkwkw..masih terlalu panjang untuk selesai. dan tulisan ini tulisan sederhana yang semoga bisa membantu
Bagaimana metode nya sampai bisa merumuskan kemungkinan ciri Tangguh HB 1 Tetntynya diawali dengan menghayati sinuwun Mangkubumi, dan memanjatkan doa untuk beliau, karena tanpa kerja keras beliau mungkin yogyakarta dan kita tidak seperti sekarang.:
1. Mempelajari dasar dasar keris
2. Menetukan sample yang valid, karena yg hendak dibahas adalah keris karaton tentu samplenya harus dari karaton. Beberapa sudah didata tetapi digunakan sebagai data pribadi karena palilah dari beliau para pemilik.
3. Menulis dan mencatat berbagai sumber baik tertulis atau tidak dari sumber karaton.
4. Mempelajari dan melihat keris kraton yogyakarta .
5. Melihat dan mempelajari keris diluar karaton.
6. Mengidentifikasi keris didalam dan diluar karaton
5. Melihat, mempelajari dan mengidentifikasi keris karaton yogyakarta untuk menentukan karakter keris yogyakarta.
6. Melihat keris karaton dari masa HB I hingga HB VIII
7. Menetukan karakter/ciri setiap tangguh
8. Menyimpulkan

Karena banyak faktor dan panjangnya proses, maka nanti sedikit saya share. Atau Nanti jika ada kesempatan saya coba bagikan beberapa tentang keris HB I, penagguhan dan beberapa konsepnya yang semoga ada manfaatnya bagi rekan rekan penghayat sinuwun Mangkubumi.

Ini bukan sebuah keharusan untuk percaya atau tidak. Cukup menjadi perenungan bagi yang berfikir.

Dalami ilmunya, ambil pelajarannya tapi jangan umbar nafsu. Keris pada dasarnya pelajaran tentang pengendalian diri dan ketuhanan, Tangguh Hamengku Buwono I yang bila dicermati merupakan kombinasi dari beberapa tanggguh, Yaitu: 
1. Nangguh pajajaran, kerisnya lebar dan blumbangannya dalam, bilah pipih. 
2. Nagguh tuban, sor-soran diatas ganja kurang lebih tiga nyari 
3. Nangguh majapahit, uletan pamor, dan bentuk dari kudup hingga ke wadidang 
4. Nangguh mataram, ganja membat, sirah cecak agak tumpul, kepet buntut urang. 

Dari sejumlah karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, dapat dilihat bahwa memiliki ciri-ciri besi sebagai berikut, besinya kenceng, madhet, garing, dan pulen, ekesan besinya nyabak, pamornya mlumah tajam. Terbuat dari bahan terpilih dan proses penggarapan / pembuatan yang proporsional. Pasikutan wingit, wibowo, sentoso, lantip ing panggrahita. Karya Sri Sultan Hamengku Buwono I bila dalam pewayangan adalah sri kresna, Satriya Pinandhita. Abdi Dalem Empu yang sangat terkenal pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah Ki Lurah Empu Supajaya 

Beberapa sample yang diambil berupa koleksi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan keluarga, baik yang boleh difoto maupun yang tidak boleh difoto, dalam hal ini yang difoto adalah Kyahi baruna(lurus) dan Kyahi Pinuji (luk 9) dan beberapa keris yang paling mendekati dengan ciri beberapa sample yang didapat. berdasarkan kesimpulan penulis Secara teknis dan supaya lebih jelas dan sederhana bisa diperkirakan dari beberapa hal:

1. yang paling pertama diamati adalah siluet, Siluet 2 sebelah kanan adalah yasan dalem dan masih utuh, 2 sebelah kiri adalah keris tangguh HB I dan sudah berkurang keutuhannya terlihat kemiripan antara keris no 1 dan 3 serta no 2 dan 4
2. Bentuk sorsoran
Secara umum terlihat pada bentuk wadidang, gandik, posisi pesi blumbangan dan ricikan sorsoran pendukung lainnya, Bentuk wadidang ini khas dan hampir tidak banyak perubahan pada keris keris Yogyakarta selanjutnya. Bentuk wadidang yang landai seperti halnya keris mataram dan keris majapahit.
Gandhik dhemeas agak miring seperti keris keris majapahit, tidak pendek seperti PB .
Blumbangan terkesan dalam dan agak lebar, seperti ditekan menggunakan jempol, yasan dalem biasanya blumbangannya dalam dan lebar sehingga lebih menonjol daripada keris keris tangguh lain.
Posisi pesi cenderung ada ditengah karena luasnya blumbangan dan panjangnya wadidang.
Ganja nyebit rontal, agak melengkung dhemes, sirah cecak cenderung lancip dan buntut urang papak, beberpa aus sehingga sirah cecak terkesan agak melengkung/ tumpul buntut urang juga karena usia kadang ditemui sudah agak merinciong. Pembuatan ganja sangat mirip dengan majapahit. Karena kesan ganjanya atletis jiga dibandingkan keris yasan HB VII sering diasumsikan sebagai sirah cecaknya tumpul

3. Besi
Besi yang ditampilkan nyabak alus bahkan Kyahi Pinudji beberapa bagian ngglali. Beberapa ditemukan dengan kondisi bilah kurang terawatt tetapi tetap bisa dilihat besinya nyabak halus.
4. Pamor dan cara pembuatan
Penerapan pamor biasanya tidak “byor” terkesan lebih kalem dan mandhes, baja seperti dikalungkan di sekitar saton pamor, teknik V terbalik seperti ini kadang ditemukan dalam keris keris majapahit, demak, pajang dan mataran senapaten. Karena usia beberapa keris kemudian terlihat sambungan kalung nya. walau terdapat 1 atau 2 bilah keris yang menggunakan teknik biasa teknik dengan kalung baja ini yang lebih banyak ditemui






Selasa, 04 Juli 2023

OLAHRAGA LEMPAR PISAU DAN KAPAK YOGYAKARTA

 LATIHAN OLAHRAGA LEMPAR PISAU DAN KAPAK YOGYAKARTA , latihan dilakukan oleh PISAUMU, setiap minggu pagi dan rabu sore setelah ashar dilakukan di lapangan latih ngaglik disebelah masjid ahmad dahlan









Jumat, 30 Juni 2023

LEMPAR PISAU YOGYAKARTA


 Latihan olahraga lempar pisau yogyakarta yang rutin dilakukan PISAUMU DIY, setiap hari minggu pukul 16.00-18.00 di PWM DIY, gratis dan terbuka untuk umum.

Minggu, 25 Juni 2023

Pemberian materi olahraga lempar pisau dan kapak





















Materi disampaikan oleh instruktur pendamping PISAUMU DIY, yaitu coach Yolandra K Bayu dan coach Victor MH
Demo lemparan dilakukan oleh ketua Pisaumu Ngaglik, Ndan teguh dan juga coach bayu, tidak lupa juga demo oleh juara lomba lempar pisau kokam, om rambo aang

 

Rabu, 07 Juni 2023

KERIS DARI MUSEUM LUAR NEGERI




 

KERIS TANGGUH HB I PAMOR RAJA GUNDALA

 Tangguh Mataram Yogyakarta HB I : Keris-keris buatan Kraton Yogyakarta pada masa

pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I memiliki bentuk umum menyerupai keris

Mataram yang dipadu dengan ciri bentuk keris Pajajaran, yaitu bilah lebar dan agak

tipis dengan  blumbangan yang lebar. Gaya bentuk keris HB I ini dipergunakan juga selama era pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II dan III dengan sedikit sekali perubahan, sedangkan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono IV tidak tercatat adanya pembuatan keris.

terlampir sebilah keris bert

angguh HB 1, dengan dhapur tilamsari pamor nunggak semi winengku. denga titipan pamor rajagundala, yang bertama gambar sona/serigala dan burung merpati memberi makan anak