JAMASAN TOMBAK PUSAKA YOGYAQKARTA TAHUN 2019
Selasa, 23 April 2019
Senin, 22 April 2019
KERIS YOGYAKARTA
KERIS YOGYAKARTA
kegiatan rutin belajar bersama setiap bulan diadakan oleh pametriwiji semenjak tahun 1983
kegiatan bulan maret 2019 tepatnya tanggal 29 maret 2019 bertempat di dalem Poespadiningratan, dengan materi " Keris Adiluhung " materi disampaikan oleh KRT. Projokardono , didampingi oleh Victor MH
rangakaian acara rutin
1. materi
2. tanya jawab
3. nanting pusaka, dalam menanting pusaka ini akan praktek langsung melihat keris beserta contohnya, dijelaskan dengan gamblang tanpa ada tendensi apa apa sehingga semua bisa mendapat ilmu pengetahuan keris yang sebenarnya
salah satu sesi konsultasi bersama KRT. Projokardono setelah sarasehan
kegiatan rutin belajar bersama setiap bulan diadakan oleh pametriwiji semenjak tahun 1983
kegiatan bulan maret 2019 tepatnya tanggal 29 maret 2019 bertempat di dalem Poespadiningratan, dengan materi " Keris Adiluhung " materi disampaikan oleh KRT. Projokardono , didampingi oleh Victor MH
rangakaian acara rutin
1. materi
2. tanya jawab
3. nanting pusaka, dalam menanting pusaka ini akan praktek langsung melihat keris beserta contohnya, dijelaskan dengan gamblang tanpa ada tendensi apa apa sehingga semua bisa mendapat ilmu pengetahuan keris yang sebenarnya
tampak mas peppy yogya , pak yogi klaten dan pak sutar semarang, berbincang akrab setelah sarasehan, beliau beliau merupakan pelaku perkerisan.
salah satu sesi konsultasi bersama KRT. Projokardono setelah sarasehan
tampak ketua pametriwiji KRT. Kusumanegara bersama Kanjeng balad (bupati makam imogiri) sedang mendengarkan dengan khusu'
foto dengan UST. Salim A Fillah
para relawan patehan, ada pak dosen Wahyu Padmana, mas Arry manggala, pak sarjono
suasana sarasehan santai
peserta sarasehan
diskusi hangat setelah sarasehan
acara nanting keris dipandu oleh KRT Projokardono dan Victor MH
Mpu Karyodikromo
KERIS PAKUALAMAN
MPU PAKUALAMAN
Empu yang namanya kurang dikenal masyarakat.
Groneman dalam bukunya tetang keris Jawa menyebutkan dua orang Empu Puro Pakualaman pada awal abad ini.
Mereka adalah Ng. Karyodikromo dan Mas Supotaruno.
Sebuah sumber lain mengatakan, di jaman Paku Alam IV (1864-1978) terapat seorang pandai besi di Kulonprogo yang dikenal bagus karyanya.
Ia kemudian diangkat menjadi abdi dalem Puro dan disuruh membuat keris, ternyata berhasil.
Kemudian pandai besi itu mendapat nama Empu Ngabehi Karyocurigo I, nama karyocurigo biasanya digunakan setelah mendapat kalenggahan,
Anaknya, Karyocurigo II meneruskan profesi ayahnya sebgai Empu Puro Pakualaman. Nama karyocurigo terus digunakn kepada anak anaknya setelah mendapat kalenggahan, hal seperti ini lazim digunakan di jogjakarta, sampai mpu terakhir karyocurigo 6 dengan asma timur karyodikromo. Menurut keterangan salah satu cucu Mpu karyodikromo yang menempati rumah mpu karyodikromo saat ini, mpu karyodikromo sudah tidak membuat keris untuk PA, hanya pesanan sentana dalem PA dan dari pemesan luar PA (dr.isaac g dll) , itu pun selalu di pantau oleh pihak kraton yogyakarta,karya karya mpu pakualaman sangatlah berbeda beda bahkan cenderung tidak ada ciri yang tetap karena terikat norma dengan kraton yogyakarta, agar tidak "ngembari" kraton yogya (karena hanya raja yg berhak memiliki tangguh, ringin kurung, dsb)selain karena pakualman adalah "kadipaten mardhika" juga berhubungan dengan keamanan politis pada saat itu. Bahkan besalen pembuatannya pun berada diluar benteng puro PA. selain mempunyi mpu sendiri menurut catatan s. Lumintu PA juga memesan keris kepada mpu ngentha entha untuk berbagai keperluan.
Disamping itu ada lagi Empu Joyokaryo yang juga menjadi pendiri dinasti empu Pakualaman yang belum ditemukan kelanjutannya.
Karya Empu Pakualaman ini dapat dilihat di Anjungan Mataram, Taman Mini Indonesia Indah Jakarta(?). Beberapa waktu lalu saya kesana sepertinya sudah tidak ada..entah kemana, atau mungkin saya yg ndak lihat karena terburu buru.
Hingga saat ini khazanah keris pakualman cenderung tertutup karena berbagai hal, semoga suatu saat bisa terbuka untuk pembelajaran bersama. Amin..
Ketiga keris diatas terlihat identik yang mungkin dibuat oleh 1 Mpu Yaitu Mpu Karyodikromo III
MPU PAKUALAMAN
Empu yang namanya kurang dikenal masyarakat.
Groneman dalam bukunya tetang keris Jawa menyebutkan dua orang Empu Puro Pakualaman pada awal abad ini.
Mereka adalah Ng. Karyodikromo dan Mas Supotaruno.
Sebuah sumber lain mengatakan, di jaman Paku Alam IV (1864-1978) terapat seorang pandai besi di Kulonprogo yang dikenal bagus karyanya.
Ia kemudian diangkat menjadi abdi dalem Puro dan disuruh membuat keris, ternyata berhasil.
Kemudian pandai besi itu mendapat nama Empu Ngabehi Karyocurigo I, nama karyocurigo biasanya digunakan setelah mendapat kalenggahan,
Anaknya, Karyocurigo II meneruskan profesi ayahnya sebgai Empu Puro Pakualaman. Nama karyocurigo terus digunakn kepada anak anaknya setelah mendapat kalenggahan, hal seperti ini lazim digunakan di jogjakarta, sampai mpu terakhir karyocurigo 6 dengan asma timur karyodikromo. Menurut keterangan salah satu cucu Mpu karyodikromo yang menempati rumah mpu karyodikromo saat ini, mpu karyodikromo sudah tidak membuat keris untuk PA, hanya pesanan sentana dalem PA dan dari pemesan luar PA (dr.isaac g dll) , itu pun selalu di pantau oleh pihak kraton yogyakarta,karya karya mpu pakualaman sangatlah berbeda beda bahkan cenderung tidak ada ciri yang tetap karena terikat norma dengan kraton yogyakarta, agar tidak "ngembari" kraton yogya (karena hanya raja yg berhak memiliki tangguh, ringin kurung, dsb)selain karena pakualman adalah "kadipaten mardhika" juga berhubungan dengan keamanan politis pada saat itu. Bahkan besalen pembuatannya pun berada diluar benteng puro PA. selain mempunyi mpu sendiri menurut catatan s. Lumintu PA juga memesan keris kepada mpu ngentha entha untuk berbagai keperluan.
Disamping itu ada lagi Empu Joyokaryo yang juga menjadi pendiri dinasti empu Pakualaman yang belum ditemukan kelanjutannya.
Karya Empu Pakualaman ini dapat dilihat di Anjungan Mataram, Taman Mini Indonesia Indah Jakarta(?). Beberapa waktu lalu saya kesana sepertinya sudah tidak ada..entah kemana, atau mungkin saya yg ndak lihat karena terburu buru.
Hingga saat ini khazanah keris pakualman cenderung tertutup karena berbagai hal, semoga suatu saat bisa terbuka untuk pembelajaran bersama. Amin..
Ketiga keris diatas terlihat identik yang mungkin dibuat oleh 1 Mpu Yaitu Mpu Karyodikromo III
Sabtu, 09 Maret 2019
Mpu ngentha entha dan keris ngentha entha
Ngentha entha merupakan salah satu cerita sejarah panjang cerita sebuah tangguh,tersebutkan nama Empu Supajaya, Empu Japan, Empu Badhur, Empu Hentowayang, dan masih banyak lagi.
Salah satu mpu yang paling dekat masa hidupnya dan terkenal adalah mpu supowinangun
Empu Supowinangun di Jaman HB VIII banyak bekerja bagi Patih Danurejo VII dan KRT Poespadiningrat dan juga mengerjakan beberapa pesanan kerabat pakualaman . Mpu supowinangun juga dikenal sebagai mpu penutup zaman, karena setelah surutnya mpu supowinangun tidak ada kelanjutan mpu, seperti diketahui umum dalam perkerisan klasik terutama jogja, seorang mpu harus berasal dari keturunan mpu dan melalui banyak tahap, semasa hidupnya mpu supowinangun tidak sempat mendidik anak anaknya tentang pengetahuan ke empuan (keterangan alm. mpu djeno). Begitu juga dengan mpu yang berada di kraton yogya dan kadipaten pakualman, tidak diteruskan.
Empu Supowinangun di Jaman HB VIII banyak bekerja bagi Patih Danurejo VII dan KRT Poespadiningrat dan juga mengerjakan beberapa pesanan kerabat pakualaman . Mpu supowinangun juga dikenal sebagai mpu penutup zaman, karena setelah surutnya mpu supowinangun tidak ada kelanjutan mpu, seperti diketahui umum dalam perkerisan klasik terutama jogja, seorang mpu harus berasal dari keturunan mpu dan melalui banyak tahap, semasa hidupnya mpu supowinangun tidak sempat mendidik anak anaknya tentang pengetahuan ke empuan (keterangan alm. mpu djeno). Begitu juga dengan mpu yang berada di kraton yogya dan kadipaten pakualman, tidak diteruskan.
Semasa hidupnya mpu supowinangun sendiri memimpin sebuah klan mpu di ngentha enta, banyak mpu yang berada disana dibawah naungan mpu supowinangun. Kebanyakan mpu tersebut hidup dalam keadaan yang kekurangan karena bukan merupakan mpu dalam kraton sehingga kehidupan tidak terjamin, selain itu keadaan keamanan dan ekonomi negara yang sedang kacau, belum lagi budaya perkerisan yang mulai luntur.mengakibatkan banyak mpu yang "pensiun" beberapa malah memilih menjadi pande pembuat perkakas. Menurut keterangan alm mpu djeno sendiri setiap hari pasaran mpu supowinangun juga membawa satu karung keris modem untuk dijual di pasar solo.
Ciri ciri keris buatan ngentha entha masih bisa dikenali, yang umum diantaranya adalah tempa dan perawakan yogya tetapi wadidang landai, ganja cenderung agak panjang, luk cenderung agak kaku. Kecuali pesanan khusus.
Urutan mpu ngentha entha :
Kyai Empu Tumenggung Supordriyo (Majapahit) - Kyai Empu Jokosupo (Majapahit) - Kyai Empu Supoanom (Tuban) - Kyai Empu Sektilanang (Tuban) - Kyai Panjang Mas (Mataram) - Kyai Empu Cindheamoh (Kartasura) - Mas Ayu Kadarsih (Kartasura) - Raden Ayu Pandhit (Surokarto) - Kyai Badhur (Ngenta-enta) - Kyai Empu Kartoyuda (Ngento-ento) - Kyai Empu Joyosemito (Jenggalan) - Kyai Empu Joiruno (Jenggalan) - Kyai Empu Supowinangun (Jenggalan), yang terakhir ini menurunkan almarhum Empu Yosopangarso (Jitar, Sumberarum, Moyudan) dan Empu Jeno Harumbrojo (Gatak, Sumberang, Moyudan, Sleman) - Empu Sungkowo Harumbrojo, yang terakhir masih aktif membuat keris sampai sekarang.
Dari berbagai sumber, lampiran foto keris buatan Empu Supowinangun, keris kanan dan kiri diantaranya merupakan pesanan KRT. Poespadiningrat, yang berada ditengah adalah milik penulis konon berasal dari danurejan. ketiganya dibuat pada era HB VIII
Dari berbagai sumber, lampiran foto keris buatan Empu Supowinangun, keris kanan dan kiri diantaranya merupakan pesanan KRT. Poespadiningrat, yang berada ditengah adalah milik penulis konon berasal dari danurejan. ketiganya dibuat pada era HB VIII
keris dengan gandhik liman seba pamor toya mambeg
keris dengan gandhik buddha, pamor ombak samudra
keris luk 3 gandhik naga siluman dengan pamor blarak sineret
Jumat, 21 Desember 2018
keris pakualaman
keris pakualaman
Kadipaten Pakualaman atau Negeri Pakualaman atau Praja Pakualaman didirikan pada tanggal 17 Maret 1813, ketika Pangeran Notokusumo, putra dari Sultan Hamengku Buwono I dengan Selir Srenggorowati dinobatkan oleh Gubernur-Jenderal Sir Thomas Raffles (Gubernur Jendral Britania Raya yang memerintah saat itu) sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I. Pakualaman bukan sebuah Kerajaan melainkan sebuah Kadipaten.
karena tertutupnya kadipaten Pakualaman, dan salah satu refrensi yang paling jelas adalah catatan DR isaac Groneman kemudian terjadi semacam kesepakatan umum, bahwa tangguhpakualaman mengacu kepada karyodikromo dengan ciri tikel alis tidak nerjang gandhik, greneng landai, kadang malah mencuat, ganja panjang, perawakan lebih lebar dari jogja, besi dan pamor cenderung agak mentah (tidak semua). saya pribadi menemukan beberapakali keris pakualamanmenggunakan pamor yang baik, dan garap yang khas, ke khasan terlihat pada kekakuan dan keluguan garap kerisnya.
Kadipaten Pakualaman sendiri tidak mempunyai pakem tangguh, setiap era selalu berubah, penangguhan berdasarkan ciri Mpunya, Mpu karyodikromo, karyocuriga , Mpu ngentha entha dll. masing masing mpu memiliki ciri sendiri yang sangat berlainan, tidak seperti PB dan HB yang mempunyai ciri khas yang cenderung konsisten.
begitu pula pakaiannya (rangka, pendhok, deder dll ) selalu berubah ubah, kadang pakai wanda jogja kadang pakai wanda solo, kadang menggunakan wanda sendiri yang lain dari jogja maupun solo. namun lebih dikenal oleh masyarakat umum rangkanya menggunakan rangka perpaduan joga- solo (kagok) ataupuan perpaduan branggah dengan gayaman( bancihan), dedernya pun sama, deder jogja tetapi memakai lingiran di kanan kiri perut dan kuncung sebagai pengganti patra cithak, atau deder solo dengan perawakan yogya, pendhoknya masuk ke dalam godongan warangka.
secara politis karena berupa kadipaten bukan kerajaan ada beberapa hal yang memang tidak diperbolehkan dimiliki oleh kadipaten Pakualaman, diantaranya adalah PA tidak boleh memiliki alun alun, ringin kurung, tidak boleh mempunyai "tangguh" (mpu pakualaman sendiri besalennya terletak diluar benteng pakualaman, dan setiap berkala ditinjau oleh peninjau dari kraton yogya) dan lain sebagainya.
seperti halnya benda buatan tangan lain, keris pakualaman ada yang garapnya kurang, lumayan dan ada yang bagus, keris yang bagus pasti diambil masuk untuk pesanan para pangeran adipati, keris yang sedang biasanya diberikan kepada pejabat kesayangan dan abdi kesayangan, sedang keris yang kurang biasanya diberikan kepada abdi dalem kesayangan. sekurang kurangnya keris kadipaten tentu lebih bagus daripada masyarakat umumnya.
warangka Pakualaman, warangka gayaman yogya kagok solo(paduan gaya jogja dan gaya solo), berbahan kayu timoho pelet nyamel
contoh sebilah keris pakualaman yang lumayanbaik pengerjaannya
pendhok ronyok (pendhok dengan batu mulia)
DEMIKIAN, SEMOGA BERMANFAAT :)
beruntung beberapa kerabat dan keturunan Mpu Pakualaman pakualaman sudah mulai terbuka, tulisan diatas bersumber dari beberapa buku dan narasumber dari sentana dalem maupun putra putra Mpu Pakualaman.
victor MH 2018
DEMIKIAN, SEMOGA BERMANFAAT :)
beruntung beberapa kerabat dan keturunan Mpu Pakualaman pakualaman sudah mulai terbuka, tulisan diatas bersumber dari beberapa buku dan narasumber dari sentana dalem maupun putra putra Mpu Pakualaman.
victor MH 2018
TERTIPU DUKUN KERIS
TERTIPU DUKUN KERIS
Tempat “pelet”
dalam pemilihan warangka, selain potongan dan kwalitas kayau yang ketiga adalah pelet
dalam sebuah warangka dimanakah sebaiknya pelet itu terletak? tempat pelet pada dasarnya tidak terlalu ribet hanya harus merata, cuma mencarinya yang ribet, menurut pakem lama meratanya pelet pada warangka dasarnya harus menempati 3 bagian yaitu
1. bagian muka meliputi belakang bagian tengah dan bagian depan, sama bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah,
2. Keseluruhan juga meliputi sisi depan, sisi belakamg juga samping (bawah angkup ). Kalau hanya sisi depan saja yang ada peletnya sedang sisi belakangnya kosong biasanya disebut “nopeng”
Kalau sudah terpenuhi tempat tempat yang harus terisi pelet baru disebut "jangkep" . kriteria itu Setidaknya menandakan bahwa warangka tersebut memang terbuat dari kayu pilihan yang merata peletnya dan tidak kekurangan bahan Motif apa saja jika memenuhi 3 tempat itu adalah baik untuk digunakan . pelet kendhit merupakan pengecualian, itu pakem lama. monggo yang mau melestarikan, atau mau membuat pakem sendiri juga silahkan..yang penting bahagiaaaa..dan tetap berjuang melestarikan budaya tosan aji, berbeda pendapat adalah biasa , berbeda pendapat adalah kekayaan, jangan sampai beda pendapat malah menyebabkan perpecahan dengan saling memaksakan pendapat, seperti politik kita hari ini . tidak punya pelet dengan kriteris diatas? Tidak mengapa masing masing memiliki kriteria dan selera sendiri, dan apa iya semua yang bagus mau dimiliki sendiri? Murka

jaman dahulu hanya raja yang boleh murka wkwk
MEMILIH RANGKA KERIS
MEMILIH RANGKA KERIS YANG BAIK
LETAK PELET PADA KAYU TIMOHO
YANG BAIK
Tempat “pelet”
dalam pemilihan warangka, selain potongan dan kwalitas kayau yang ketiga adalah pelet
dalam sebuah warangka dimanakah sebaiknya pelet itu terletak? tempat pelet pada dasarnya tidak terlalu ribet hanya harus merata, cuma mencarinya yang ribet, menurut pakem lama meratanya pelet pada warangka dasarnya harus menempati 3 bagian yaitu
1. bagian muka meliputi belakang bagian tengah dan bagian depan, sama bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah,
2. Keseluruhan juga meliputi sisi depan, sisi belakamg juga samping (bawah angkup ). Kalau hanya sisi depan saja yang ada peletnya sedang sisi belakangnya kosong biasanya disebut “nopeng”
Kalau sudah terpenuhi tempat tempat yang harus terisi pelet baru disebut "jangkep" . kriteria itu Setidaknya menandakan bahwa warangka tersebut memang terbuat dari kayu pilihan yang merata peletnya dan tidak kekurangan bahan Motif apa saja jika memenuhi 3 tempat itu adalah baik untuk digunakan . pelet kendhit merupakan pengecualian, itu pakem lama. monggo yang mau melestarikan, atau mau membuat pakem sendiri juga silahkan..yang penting bahagiaaaa..dan tetap berjuang melestarikan budaya tosan aji, berbeda pendapat adalah biasa , berbeda pendapat adalah kekayaan, jangan sampai beda pendapat malah menyebabkan perpecahan dengan saling memaksakan pendapat, seperti politik kita hari ini . tidak punya pelet dengan kriteris diatas? Tidak mengapa masing masing memiliki kriteria dan selera sendiri, dan apa iya semua yang bagus mau dimiliki sendiri? Murka

jaman dahulu hanya raja yang boleh murka wkwk
Tips membedakan keris lama dan baru
Tips membedakan keris lama dan baru
Sedikit berbagi, mengulang tulisan lalu untuk menghindari jika ada yang menipu keris baru dikatakan tua. Beberapakali temen saya curhat sakitnya tertipu/keblondrok.
Sedikit tips untuk membedakan keris lama atau baru , mungkin agak sulit tetapi jika diperhatikan akan tampak bedanya.
Kata kuncinya adalah
"Alat"
Keris keris lama menggunakan alat alat tradisional ,diantaranya adalah sejenis tatah dan palu, banyak daerah pada bilah keris yang terjamah alat ini, salah satunya adalah blumbangan, pada masa lalu blumbangan dibuat dengan dipukul menggunakan palu khusus sampai membentuk cekungan, kemudian baru dirapikan dengan tatah, hasil pukulan biasanya mengakibatkan serat besi cenderung melesak kedalam ,hasil dari tekanan dan gesekan tatah mengakibatkan pamor terseret kearah tatah(di berbagai vidio teknik menatah ricikan sdh bisa dilihat, terutama mpu sungkowo yg masih tradisional atau juga di beberapa buku) biasanya serat besi ada yang tidak terpotong dan dinding blumbangan pada arah gandik cenderung miring, kadang pukulan yang terlalu keras juga mengakibatkan retakan kecil pada blumbangan(gambar A yang bawah), yang makin lama bisa semakin terlihat . hal ini bisa dilihat dengan bereksperimen menggunakan plastisin yang dilapis lapis kemudian ditekan sampai "legok" maka akan terlihat arah tarikannya. Hasilnya jika diperhatikan secara teliti sangat khas, bisa dilihat pada gambar A .
Blumbangan pada keris baru biasanya dibuat dengan alat sejenis tunner, mirip dengan gerinda/bor kecil, biasanya hasilnya seratnya terpotong tidak melesak seperti jika mengunakan alat tradisiobal, dinding blumbangan pada arah gandhik pun cenderung lurus seperti tembok. Hasil dari alat modern membentuk blumbangan yang "khas" dan mudah dikenali, Seperti terlihat pada gambar B, jejak alat sperti ini pasti terlihat di sekujur bilah keris, paling mudah dilihat adalah pada blumbangan, sogokan dan wuwungan ganja.
Jejak alat seprti ini biasanya tidak hilang walau dikamal , kecuali dikamal sampai habis, keris dengan kamalan tipis biasanya ditangguhkan HB dan PB, kamalan tebal biasanya ditangguhkan kabudhan.
Lalu apakah keris sekarang tidak menggunakan alat tradisional dalam pembuatan blumbangan? Tentu tidak semua, ada beberapa yang menggunakan alat tradisional seperti Mpu Sungkowo dan beberapa lagi, namun kebanyakan tentu menggunakan alat modern.
Alat dan garap pada blumbangan hanya salah satu dari sekian indikator. Indikator lain kapan kapan saya tulisnya kalau ndak males 😅
Semoga bermanfaat.
Keterangan contoh
A . adalah keris sewidakan milik kraton yogya, dan satunya adalah keris pakualaman.
B. Adalah keris milik teman, dua duanya pesan kepada mpu puryadi wonosari.
Sedikit berbagi, mengulang tulisan lalu untuk menghindari jika ada yang menipu keris baru dikatakan tua. Beberapakali temen saya curhat sakitnya tertipu/keblondrok.
Sedikit tips untuk membedakan keris lama atau baru , mungkin agak sulit tetapi jika diperhatikan akan tampak bedanya.
Kata kuncinya adalah
"Alat"
Keris keris lama menggunakan alat alat tradisional ,diantaranya adalah sejenis tatah dan palu, banyak daerah pada bilah keris yang terjamah alat ini, salah satunya adalah blumbangan, pada masa lalu blumbangan dibuat dengan dipukul menggunakan palu khusus sampai membentuk cekungan, kemudian baru dirapikan dengan tatah, hasil pukulan biasanya mengakibatkan serat besi cenderung melesak kedalam ,hasil dari tekanan dan gesekan tatah mengakibatkan pamor terseret kearah tatah(di berbagai vidio teknik menatah ricikan sdh bisa dilihat, terutama mpu sungkowo yg masih tradisional atau juga di beberapa buku) biasanya serat besi ada yang tidak terpotong dan dinding blumbangan pada arah gandik cenderung miring, kadang pukulan yang terlalu keras juga mengakibatkan retakan kecil pada blumbangan(gambar A yang bawah), yang makin lama bisa semakin terlihat . hal ini bisa dilihat dengan bereksperimen menggunakan plastisin yang dilapis lapis kemudian ditekan sampai "legok" maka akan terlihat arah tarikannya. Hasilnya jika diperhatikan secara teliti sangat khas, bisa dilihat pada gambar A .
Blumbangan pada keris baru biasanya dibuat dengan alat sejenis tunner, mirip dengan gerinda/bor kecil, biasanya hasilnya seratnya terpotong tidak melesak seperti jika mengunakan alat tradisiobal, dinding blumbangan pada arah gandhik pun cenderung lurus seperti tembok. Hasil dari alat modern membentuk blumbangan yang "khas" dan mudah dikenali, Seperti terlihat pada gambar B, jejak alat sperti ini pasti terlihat di sekujur bilah keris, paling mudah dilihat adalah pada blumbangan, sogokan dan wuwungan ganja.
Jejak alat seprti ini biasanya tidak hilang walau dikamal , kecuali dikamal sampai habis, keris dengan kamalan tipis biasanya ditangguhkan HB dan PB, kamalan tebal biasanya ditangguhkan kabudhan.
Lalu apakah keris sekarang tidak menggunakan alat tradisional dalam pembuatan blumbangan? Tentu tidak semua, ada beberapa yang menggunakan alat tradisional seperti Mpu Sungkowo dan beberapa lagi, namun kebanyakan tentu menggunakan alat modern.
Alat dan garap pada blumbangan hanya salah satu dari sekian indikator. Indikator lain kapan kapan saya tulisnya kalau ndak males 😅
Semoga bermanfaat.
Keterangan contoh
A . adalah keris sewidakan milik kraton yogya, dan satunya adalah keris pakualaman.
B. Adalah keris milik teman, dua duanya pesan kepada mpu puryadi wonosari.
Jumat, 19 Oktober 2018
Jamasan Tombak Pusaka Pemerintah kotamadya Yogyakarta
Jamasan Tombak Pusaka Pemerintah kotamadya Yogyakarta
tombak Kyahi Wijayamukti
jamasan dilaksanakan pada hari Kamis 4 oktober 2018 bertempat di halaman Balaikota Yogyakarta. Tombak Kiai Wijaya Mukti merupakan pusaka pemberian Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2000 yang diterima Walikota Yogyakarta waktu itu, R Widagdo.
jamasan tombak dimulai dengan kirab mengelilingi kantor walikota yogyakarta sebelum kemudian dijamas dan masuk kedalam ruang penyimpanannya kembali, selain tombak pusaka beberapa pusaka berwujud keris juga ikut dijamas, diantaranya sebilah keris lurus bertangguh pakualaman
Victor MH dan Boedhi Aditya menjamas keris pusaka berdapur jalak, tangguh Pakualaman


iring iringan kirab Tombak Kyahi Wijayamukti , terlihat di foto pemegang Payung Deny Eka Susila, membawa tombak bagian depan Victor MH dan bagian belakang Boedhi Aditya Bhakti diikuti oleh para Abdi dalem yang membawa pataka kota Yogyakarta dan lainnya
sesaji Jamasan yang kemudian habis dibagikan untuk para tamu undangan, sesaji ini bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga untuk memper erat tali silaturrahmu, sesaji kemudian dibagikan untuk dimakan bersama sama
Langganan:
Postingan (Atom)